Jumat, 06 April 2018

Sunset dan Sunrise di Sekitar Telaga Cebong ,Bukit Sikunir Dieng


Telaga Cebong, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia
Telaga Cebong


Akhirnya pun menuju ke warung untuk minum kopi sambil mencari kehangatan dari tungku bara api yang disediakan oleh pemilik warung. Warung yang aku sambangi ini dikelola oleh sepasang suami-istri yang merupakan penduduk asli Desa Sembungan. Obrolan kami pun mengalir sampai akhirnya mereka bercerita tentang sekumpulan anak muda yang minggu lalu juga habis camping disini.
Warung di Telaga Cebong, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia
Warung di Telaga Cebong
Tepat pukul 03.00 WIB, alarm dari telepon genggamku pun berbunyi. Meski masih mengantuk karena baru tidur pada pukul 01.00 WIB tadi tapi aku harus tetap bangun jika tidak ingin ketinggalan melihat Golden Sunrise di Bukit Sikunir yang sudah melegenda itu. Menurut papan penunjuk jalan yang kemarin sore aku lihat, jarak dari tempat kami camping sampai di puncak Bukit Sikunir adalah 1 Km. Jika saja jalan itu lurus tentu hanya membutuhkan waktu paling lama 15 menit untuk mencapainya tanpa kelelahan, tapi karena yang kami tuju adalah bukit, maka…..

Aku tahu bahwa aku akan mendaki bukit, tapi aku tak menduga bahwa bukit yang akan kudaki ini memiliki tingkat kecuraman hampir 90 derajat. Sebagian jalur trekking sudah di semen tapi sebagian besarnya adalah tanah, tanah yang licin karena hujan semalaman. Mengerikan kan? Belum? Di beberapa bagian jalur trekking ini bersebelahan dengan jurang yang cukup dalam. Udah ngeri? Belum juga? Rasain sendiri deh. Huh! Kami mulai trekking sekitar pukul 03.30 WIB dan aku baru tiba di puncak 1 pada pukul 04.50 WIB. Bagaimana dengan teman-temanku yang lain? Mereka sudah tiba di puncak 2 sejak setengah jam yang lalu.
Para Pemburu Sunrise di Bukit Sikunir, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia
Para Pemburu Sunrise di Bukit Sikunir
Sambil menunggu “sang artis” muncul, aku pun memesan segelas kopi dan mie instan seduh. Meski kedua menu ini tidak mungkin mengusir dingin, setidaknya aku harus berjaga-jaga agar tidak masuk angin. 15 menit aku dan ratusan orang lainnya menunggu disini, “sang artis” pun mulai menampakkan tanda-tanda kemunculannya. Namun sayang ia tak sendirian. Ia ditemani oleh awan tebal, mungkin ia malu karena “bangun tidur” malah disaksikan oleh khalayak ramai seperti ini. Jelas kulihat raut wajah kecewa sebagian besar pengunjung, tapi tidak denganku, karena aku sadar bahwa yang ingin kulihat adalah fenomena alam dan fenomena alam bukanlah kuasa manusia untuk mengaturnya.
Sunrise di Bukit Sikunir, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia
Sunrise di Bukit Sikunir






Tidak ada komentar:

Posting Komentar